Sutradara Steven Soderbergh kembali menelusuri ranah dokumenter lewat proyek terbarunya yang hingga kini belum memiliki judul resmi.
Film tersebut akan menyoroti wawancara terakhir John Lennon dan Yoko Ono, yang direkam pada hari yang sama ketika Lennon ditembak dan meninggal pada 8 Desember 1980.
Soderbergh menegaskan bahwa ia tidak akan mengubah pendekatan dokumenternya secara drastis. Ia justru ingin menyajikan rekaman bersejarah itu dengan kesetiaan setinggi mungkin terhadap konteks aslinya.
“Saya tidak berusaha menciptakan format baru. Saya hanya berharap bisa membuat film yang membuat sebanyak mungkin orang mendengarkan apa yang John dan Yoko katakan pada sore itu sebelum ia terbunuh,” ujar Soderbergh seperti dikutip dari Variety, Sabtu (22/11).
Pada masa tersebut, Lennon dan Ono tengah mempromosikan Double Fantasy, album pertama Lennon setelah lima tahun vakum demi membesarkan putranya, Sean. Album itu dirilis pada November 1980, dan Lennon masih melakoni sejumlah wawancara sepanjang Desember.
Salah satu sesi terpanjang berlangsung dengan Rolling Stone pada 5 Desember, yang memakan waktu hingga sembilan jam. Sementara pada sore hari kematiannya, Lennon dan Ono melakukan wawancara dengan Laurie Kaye dan Dave Sholin dari RKO Radio—audio yang kemudian menjadi salah satu rekaman paling dicari penggemar Lennon.
Pengalaman tersebut turut diabadikan Laurie Kaye dalam memoarnya, Confessions of a Rock ‘n’ Roll Name-Dropper. Menurut Soderbergh, keterbukaan pasangan itu dalam wawancara membuatnya terkesan.
“Mereka berbicara dengan sangat bebas… betapa terbuka dan antusiasnya mereka, seolah-olah belum pernah diwawancarai sebelumnya,” katanya.
Soderbergh juga menilai topik percakapan Lennon dan Ono—mulai dari politik, feminisme, hingga pemikiran positif—masih relevan di era modern.
“Semua itu bahkan lebih relevan sekarang… bagaimana sistem memengaruhi individu, dan betapa pentingnya cinta dalam kehidupan kita sehari-hari dan di dunia ini,” ujarnya.
Dokumenter ini menjadi karya nonfiksi pertama Soderbergh sejak And Everything Is Going Fine (2010), film potret Spalding Gray yang menuai pujian luas.


























