Lakeybanget.com – Perplexity, startup mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI), mengajukan penawaran akuisisi mengejutkan kepada Google. Perusahaan itu berniat membeli Google Chrome dengan nilai fantastis sebesar US$34,5 miliar atau setara dengan Rp558 triliun (kurs Rp16.189 per dolar AS).
Langkah ini terjadi di tengah ketidakpastian hukum yang tengah dihadapi Google, menyusul putusan pengadilan Amerika Serikat yang menyatakan perusahaan tersebut melanggar undang-undang antitrust melalui praktik monopoli di mesin pencarinya. Departemen Kehakiman AS bahkan mengusulkan agar Google menjual Chrome sebagai solusi atas pelanggaran tersebut.
Google menolak usulan itu, menyebut penjualan Chrome sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya” dan memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa merugikan konsumen dan membahayakan keamanan siber. Google juga menyatakan akan mengajukan banding atas putusan pengadilan.
Perplexity adalah startup berusia hampir tiga tahun yang mulai dikenal sejak meluncurkan mesin pencari bertenaga AI pada Desember 2022. Mesin pencari ini menyajikan jawaban langsung yang telah dianalisis dan diringkas dari berbagai sumber web, sambil tetap menyertakan tautan referensi.
Langkah membeli Chrome menjadi upaya nyata startup ini untuk menantang dominasi Google dan membentuk ulang wajah internet di era AI. Perplexity sendiri baru saja meluncurkan Comet, peramban AI mereka yang diklaim lebih personal, mengintegrasikan fitur seperti kalender, tab aktif, dan media sosial.
“Perplexity percaya pada pentingnya web terbuka,” ujar juru bicara perusahaan, Jesse Dwyer, yang mengonfirmasi penawaran resmi kepada Google.
Jika akuisisi disetujui, Perplexity menyatakan akan tetap mempertahankan Google sebagai mesin pencari default di Chrome dan menjaga preferensi pengguna saat ini. Perusahaan juga berkomitmen untuk:
- Mendukung layanan Chrome selama 100 bulan ke depan
- Menginvestasikan US$3 miliar dalam pengembangan Chromium, platform sumber terbuka yang digunakan banyak browser, termasuk Microsoft Edge
Langkah ini dinilai sebagai upaya serius startup AI untuk memainkan peran besar di industri internet global yang selama ini dikuasai oleh raksasa seperti Google.
Menariknya, Google Chrome bukan satu-satunya target besar Perplexity. Awal tahun ini, perusahaan itu juga mengaku telah mengajukan penawaran untuk membeli TikTok, menyusul kebijakan pemerintah AS yang mewajibkan ByteDance, induk TikTok asal Tiongkok, untuk menjual asetnya di Amerika atau menghadapi pelarangan total.
Langkah-langkah agresif Perplexity menunjukkan ambisi startup AI untuk menggeser tatanan lama internet dan mengambil alih posisi strategis di tengah transformasi digital global yang dipicu teknologi kecerdasan buatan.
