Penyanyi Ari Lasso akhirnya membuka kisah pribadi yang menginspirasi lahirnya salah satu lagu legendarisnya, “Hampa”. Di balik popularitas dan kekuatan emosional lagu tersebut, tersimpan cerita duka mendalam tentang kehilangan anak keduanya pada tahun 2002.
Dalam wawancara di kanal YouTube Authenticity ID, Ari mengungkap bahwa “Hampa” ia tulis sebagai bentuk pelampiasan kesedihan atas meninggalnya sang putra saat masih dalam kandungan.
“Lagu ‘Hampa’ itu tentang kematian anak keduaku dalam kandungan. Aku menulisnya karena kehilangan anak laki-laki itu,” ujar Ari, dikutip Senin (27/10).
Lantaran diciptakan dalam kondisi hati yang berduka, Ari mengaku masih sering merinding setiap kali membawakan lagu tersebut di atas panggung.
“Ini satu-satunya lagu yang kalau dibawain masih bikin merinding. Padahal ini juga salah satu lagu yang paling meledak,” ucapnya.
Selain mengungkap makna mendalam di balik lagu itu, Ari juga membocorkan fakta menarik seputar judul dan lirik “Hampa”. Ia mengaku menyontek konsep dari lagu “Kosong” milik Dewa 19, yang sama-sama menggambarkan makna ketiadaan.
“Jujur aja, judul ‘Hampa’ itu aku niru dari ‘Kosong’-nya Dewa. Padanannya kan sama—kosong itu hampa, artinya ketiadaan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Ari juga mengaku mengambil inspirasi dari lagu karya sahabatnya, Andra Ramadhan. Frasa “Bagaikan ditelan bumi” dalam lirik “Hampa” rupanya ia ambil dari lagu “Ditelan Bumi” milik Andra yang belum sempat dirilis saat itu.
“Andra punya lagu judulnya ‘Ditelan Bumi’. Aku bilang, ‘Ndra, sorry ya, aku duluan pakai.’ Dia cuma diem aja, akhirnya ngakak bareng,” kenang Ari sambil tertawa.
Lagu “Hampa” yang dirilis pada awal 2000-an menjadi salah satu karya paling ikonik Ari Lasso dalam karier solonya setelah keluar dari Dewa 19. Kini, lagu itu bukan hanya simbol kehilangan, tetapi juga bukti kejujuran emosional seorang musisi dalam mengekspresikan luka menjadi karya abadi.


























