Siapa bilang musik metal hanya milik laki-laki? Voice of Baceprot (VoB), trio asal Garut, Jawa Barat, membuktikan sebaliknya.
Tiga perempuan berhijab — Marsya (vokal dan gitar), Widi (bass), dan Sitti (drum) — kini menjadi wajah baru musik metal dunia, membawa semangat kebebasan, kesetaraan, dan keberanian lewat distorsi dan dentuman drum yang lantang.
Sejak terbentuk pada 2014, VoB bukan sekadar band metal. Mereka adalah simbol perlawanan terhadap stereotip gender dan budaya yang kerap membatasi perempuan dalam dunia musik keras.
Langkah VoB menembus panggung internasional tak datang tiba-tiba. Tahun demi tahun, mereka mencatat sejarah yang membuat dunia menoleh ke Indonesia.
- Glastonbury Festival 2024 (Inggris): VoB menjadi band Indonesia pertama yang tampil di salah satu festival musik paling bergengsi dunia — sejajar dengan legenda musik seperti Paul McCartney dan Billie Eilish.
- Wacken Open Air 2022 (Jerman): Di antara deretan band besar seperti Judas Priest dan Slipknot, VoB tampil membara di salah satu panggung metal terbesar di dunia.
- Tur Eropa dan Amerika Serikat: Melalui tur bertajuk Fight Dream Believe pada 2021–2023, mereka menaklukkan belasan kota di Eropa dan sembilan titik di Amerika Serikat, memperluas basis penggemar lintas benua.
Tak hanya panggung, media internasional pun memberi sorotan. Nama VoB menghiasi halaman The New York Times, The Guardian, hingga The Washington Post — membahas bagaimana tiga perempuan berhijab dari Garut mampu mengguncang dunia metal global.
Di luar musik, kiprah VoB diakui sebagai fenomena sosial dan budaya.
- BBC’s 100 Most Influential Women menobatkan Marsya sebagai salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia atas keberaniannya menantang norma melalui musik.
- Forbes 30 Under 30 Asia 2024 memasukkan VoB dalam daftar kreator muda paling berpengaruh di kawasan.
- Mereka juga dipercaya menjadi Global Brand Ambassador Vans, menegaskan daya tarik lintas budaya yang mereka miliki.
Sebelum dikenal dunia, VoB telah mencuri perhatian publik tanah air. Pada Festival Prestasi Indonesia 2017, mereka tampil menawan diiringi Erwin Gutawa Orchestra, membuktikan musikalitas tinggi mereka di hadapan penonton nasional.
Lagu-lagu mereka seperti “School Revolution,” “[NOT] Public Property,” dan “What’s The Holy (Nobel) Today?” menggambarkan semangat perlawanan terhadap diskriminasi dan penindasan sosial. Lirik-lirik itu menggugah kesadaran generasi muda bahwa musik bisa menjadi alat perjuangan — bukan sekadar hiburan.
Kini, Voice of Baceprot bukan hanya band metal — mereka adalah gerakan. Gerakan tentang perempuan yang berani bermimpi, tentang anak muda yang menolak tunduk pada batasan sosial, dan tentang Indonesia yang bisa berbicara lantang di panggung dunia.
Dengan keberanian dan integritas, VoB telah membuktikan satu hal:
Musik tidak mengenal jenis kelamin, bahasa, atau batas negara — karena musik adalah bahasa keberanian.


























