Jepang bersiap mengaktifkan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) terbesar di dunia, Kashiwazaki-Kariwa, yang terletak di Prefektur Niigata.
Jika terealisasi, langkah ini akan menjadi pembukaan kembali fasilitas nuklir pertama sejak tragedi Fukushima pada 2011.
Menurut laporan Nikkei Asia, Gubernur Prefektur Niigata diperkirakan memberikan persetujuan resmi bagi PLTN milik Tokyo Electric Power Company (Tepco) pada Jumat (21/11), membuka jalan bagi reaktivasi setelah lebih dari satu dekade nonaktif.
PLTN Kashiwazaki-Kariwa memiliki kapasitas 8,2 gigawatt dengan tujuh reaktor, menjadikannya fasilitas nuklir terbesar di dunia. Semua reaktor dihentikan sejak 2012 menyusul kebocoran reaktor Fukushima Daiichi akibat tsunami besar yang melanda Jepang pada 2011.
Gubernur Niigata, Hideyo Hanazumi, dilaporkan telah memberi tahu pejabat prefektur bahwa ia akan secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap reaktivasi PLTN tersebut.
Setelah pengumuman resmi, Hanazumi akan berkonsultasi dengan majelis prefektur yang memulai sidang pada 2 Desember 2025. Jika majelis memberikan persetujuan, pemerintah prefektur akan menginformasikan kepada pemerintah pusat bahwa semua prosedur lokal telah dipenuhi.
Hanazumi menyebut keputusannya didasarkan pada informasi teknis dan evaluasi keselamatan yang ia terima. Pada Februari lalu, komite teknis prefektur menyatakan tidak ditemukan masalah keamanan signifikan terkait kepatuhan pabrik terhadap daftar periksa keselamatan.
Sejauh ini, satu dari tujuh reaktor—Unit Nomor 6—telah siap untuk dioperasikan. Dengan bahan bakar yang sudah terpasang, reaktor tersebut dapat dinyalakan kapan saja. Bila seluruh proses berjalan lancar, operasional Unit 6 diperkirakan dimulai pada akhir Maret 2026.
Rencana reaktivasi ini menandai perubahan besar dalam kebijakan energi Jepang pasca-Fukushima, menunjukkan upaya negara tersebut untuk kembali mengandalkan tenaga nuklir dalam memenuhi kebutuhan energi nasional.


























