Film “Sore: Istri Dari Masa Depan”, yang menjadi wakil resmi Indonesia di Academy Awards ke-98 untuk kategori Best International Feature Film, terus melanjutkan rangkaian kampanye internasionalnya.
Sutradara Yandy Laurens, produser Suryana Paramita, dan pemeran utama Sheila Dara Aisha hadir dalam TheWrap Screening Series untuk membahas proses kreatif dan perubahan besar film tersebut dari versi serial web tahun 2017.
Dalam wawancaranya dengan TheWrap, Suryana Paramita memaparkan bahwa perubahan fokus cerita terjadi seiring berkembangnya pandangan sang sutradara mengenai pernikahan.
“Ia berbagi sudut pandangnya tentang pernikahan ketika masih lajang, dan sekarang setelah menikah dan memiliki dua anak, ia memiliki perspektif baru yang lebih mendalam,” ujar Paramita, dikutip Sabtu.
Meski babak pertama cerita tetap dipertahankan dari versi web series, Laurens menegaskan bahwa adaptasi layar lebar membawa kedalaman baru.
“Saya menemukan bahwa ketika seseorang mencintai Anda tanpa syarat, itu memberi kesempatan untuk bertumbuh tanpa penghakiman,” ungkapnya. Menurutnya, cinta seperti itu bagaikan “kesempatan kedua dalam hidup”.
Film ini berkisah tentang Sore (Sheila Dara Aisha), perempuan yang melakukan perjalanan waktu untuk mencegah tragedi yang menimpa calon suaminya, Jonathan (Dion Wiyoko). Sheila mengakui tantangan besar dalam memahami karakter yang mencintai begitu dalam hingga rela terjebak dalam lingkaran waktu.
Lewat diskusi intens dengan tim kreatif, Sheila menemukan dimensi baru Sore—bukan hanya cinta, tetapi juga kesedihan mendalam dan obsesi untuk menyelamatkan orang yang dicintai.
Laurens menyebut film fantasi dan fiksi ilmiah sebagai pengaruh dalam penggarapan “Sore”, termasuk A Chinese Odyssey, Inception, dan Rashomon.
“Fantasi menawarkan perjalanan unik yang membuka kemungkinan yang tak terjadi dalam hidup kita,” ujarnya.
Ia menilai perjalanan waktu dalam film justru membawa penonton pada pemahaman diri yang lebih dalam.
Paramita mengaku sempat ragu menggarap film fantasi berskala besar karena genre tersebut jarang laku di Indonesia. Namun hasilnya justru di luar dugaan—“Sore: Istri Dari Masa Depan” meraih 3,08 juta penonton, menjadi salah satu film Indonesia terlaris 2025, dan kini bertarung di Oscar.
“Kami sangat berterima kasih,” ucap Paramita, seraya menyebut kampanye film termasuk pemutaran khusus di Los Angeles dan New York untuk menarik perhatian anggota Academy.
Menurut Variety, kategori International Feature Film didefinisikan sebagai film non-AS berdurasi di atas 40 menit dengan dialog mayoritas non-Inggris. Para anggota Academy dapat memberikan suara di babak penyisihan setelah memenuhi syarat penayangan.
Daftar pendek berisi 15 film akan diumumkan pada 16 Desember.
Film “Sore: Istri Dari Masa Depan” menjadi satu-satunya wakil Indonesia dari total 86 film internasional yang masuk kualifikasi tahun ini.
Dengan sambutan meriah di dalam negeri dan peluang bersaing di kancah dunia, “Sore” kini berada dalam sorotan global sebagai salah satu karya sinema Indonesia yang paling diperhitungkan tahun ini.


























