Pesawat angkut militer Airbus A400M pertama yang dibeli Indonesia akhirnya tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Senin (2/10). Pesawat dengan nomor registrasi A-4001 itu disambut dengan tradisi water salute setelah menempuh perjalanan selama tiga hari dari Sevilla, Spanyol.
Dalam penerbangan tersebut turut serta sejumlah personel TNI Angkatan Udara (TNI AU), antara lain Letkol Pnb Putut Satriya, Mayor Pnb Riki Sihaloho, Mayor Pnb Fathir Muhammad, dan Kapten Pnb Indra Kusuma.
Kedatangan pesawat itu disambut langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Tonny Harjono bersama jajaran perwira tinggi TNI AU. Pesawat ini merupakan hasil kontrak pembelian dua unit Airbus A400M yang ditandatangani pemerintah Indonesia pada tahun 2021.
Mengutip laman resmi Kementerian Pertahanan, Airbus A400M dirancang sebagai pesawat angkut taktis dan strategis dengan kemampuan misi beragam, mulai dari pengiriman personel dan logistik hingga dukungan operasi kemanusiaan.
Pesawat ini dapat membawa muatan hingga 37 ton, termasuk truk bahan bakar berkapasitas besar, alat berat seperti ekskavator, atau hingga 116 prajurit lengkap dengan perlengkapan tempur.
A400M juga mampu mengangkut kendaraan militer besar seperti Patriot Launcher, Hemtt Truck, sembilan palet kargo militer, serta tambahan 54 personel.
Menurut laman resmi Airbus, A400M merupakan pesawat angkut strategis serbaguna yang dapat beroperasi di berbagai medan, termasuk landasan tidak beraspal dan area terpencil.
Pesawat ini memiliki penampang ruang kargo 4 x 4 meter dengan volume hingga 340 meter kubik, memungkinkan pengangkutan kargo berukuran besar. A400M juga mampu terbang hingga ketinggian 40.000 kaki dengan kecepatan 0,72 Mach, dan menempuh jarak hingga 3.400 mil laut dengan muatan 20 ton—dua kali lebih jauh dibanding pesawat angkut kelas menengah.
Airbus A400M dibekali kemampuan manuver tinggi dan sistem pertahanan canggih. Pesawat ini dapat melakukan manuver ekstrem hingga 120º, terbang rendah di ketinggian 150 kaki, dan lepas landas dalam jarak pendek.
Untuk keselamatan dan survivabilitas, A400M dilengkapi kokpit berlapis baja, kaca antipeluru, tangki bahan bakar berisi gas inert untuk mencegah ledakan, serta sistem chaff dan flare untuk mengelabui rudal musuh.
Dengan kapasitas bahan bakar 51 ton, pesawat ini dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara (air refueling), baik untuk pesawat tempur maupun helikopter. A400M juga bisa dikonfigurasi menjadi pesawat evakuasi medis udara (aeromedical evacuation) untuk misi kemanusiaan dan penyelamatan.
Kehadiran Airbus A400M menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan strategis TNI AU. Pesawat ini akan memperkuat misi militer, kemanusiaan, dan logistik Indonesia, terutama di wilayah terpencil dan rawan bencana.
						
									

























								
				
				
			