China kembali mencatat kemajuan besar dalam teknologi penerbangan setelah helikopter nirawak (drone helicopter) T1400 berhasil menjalani uji terbang perdana di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, pada awal November 2025.
Helikopter tanpa awak yang dikembangkan oleh Harbin United Aircraft Technology Co., Ltd., di bawah United Aircraft Group, ini disebut sebagai lompatan besar dalam industri penerbangan nirawak.
Dalam uji coba tersebut, T1400 sukses melakukan berbagai manuver, termasuk terbang diam (hovering), penerbangan rute, hingga pendaratan presisi. Uji coba berlangsung lancar dan menunjukkan stabilitas serta ketahanan sistem kendali otomatis pesawat tersebut.
“Kehadiran T1400 mengatasi keterbatasan yang selama ini ada pada drone industri, terutama dalam kapasitas muatan dan daya tahan,” ujar Tian Gangyin, Kepala United Aircraft Group, dikutip dari Xinhua.
Helikopter nirawak T1400 memiliki berat lepas landas maksimum 1.400 kilogram dan mampu membawa muatan hingga 650 kilogram — setara berat lebih dari sepuluh orang dewasa. Pesawat ini juga dapat terbang lebih dari delapan jam nonstop, menjadikannya salah satu drone dengan daya tahan terbaik di kelasnya.
Dirancang untuk beroperasi di lingkungan ekstrem, T1400 mampu terbang pada suhu antara -40°C hingga 55°C, mencapai ketinggian 6.500 meter, serta tetap stabil di tengah angin kencang.
Tian menambahkan, helikopter ini dikembangkan sepenuhnya di Harbin dan ditujukan untuk mendukung berbagai sektor, termasuk pertanian, logistik, dan penyelamatan darurat, terutama di wilayah Heilongjiang yang dikenal sebagai pusat produksi pangan dan basis hutan utama di China.
Ke depan, T1400 akan dioperasikan secara nasional untuk berbagai kebutuhan.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya Pemerintah China memperkuat ekonomi penerbangan rendah (low-altitude economy), sektor baru yang kini menjadi fokus pertumbuhan. Pemerintah menargetkan reformasi ruang udara serta penerapan teknologi penerbangan rendah secara luas pada 2027.
Menurut Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), nilai pasar sektor ini diperkirakan akan mencapai 1,5 triliun yuan (sekitar US$211,6 miliar) pada 2025, dan melonjak menjadi 3,5 triliun yuan pada 2035.
Dengan keberhasilan uji terbang T1400, China memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam pengembangan teknologi penerbangan nirawak berkapasitas besar di dunia.


























