Lakeybanget.com – Kisah tragis kematian aktivis HAM Munir Said Thalib akan segera diangkat ke layar lebar. Pal8 Pictures, rumah produksi baru yang berada di bawah naungan Tempo Media Group, mengumumkan proyek film pertamanya yang diadaptasi dari buku Mencintai Munir, karya sang istri, Suciwati.
“Kami bersemangat mengangkat kisah Munir, aktivis prodemokrasi, yang perjuangannya sangat-sangat penting sebelum, pada masa, dan setelah reformasi 1998 hingga ia dibunuh menggunakan racun arsenik pada 2004,” ujar Budi Setyarso, Direktur Pal8 Pictures, pada Selasa (17/6).
Munir meninggal dunia pada 7 September 2004 dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda. Saat itu, ia tengah dalam perjalanan untuk melanjutkan studi. Namun, takdir berkata lain—Munir tewas diracun arsenik di udara, yang menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM paling menggemparkan di Indonesia.
Sebelum wafat, Munir aktif dalam pengungkapan berbagai kasus kekerasan politik dan penculikan aktivis mahasiswa selama periode 1997–1998. Perjuangannya tak hanya membongkar kejahatan negara, tetapi juga menjadi simbol keberanian sipil dalam menuntut keadilan.
Kisah perjuangan itu kemudian dibukukan oleh Suciwati pada 2022 dalam buku Mencintai Munir. Buku ini tidak hanya mengisahkan kiprah Munir sebagai aktivis, namun juga menyelami sisi personalnya—tentang cinta, keluarga, dan keteguhan hati dalam menghadapi tekanan politik.
“Isi buku ini sangat sinematis dan layak untuk diangkat ke layar lebar,” tambah Budi.
Soal pemeran dalam film tersebut, Pal8 Pictures menyatakan telah mengincar sejumlah aktor dan aktris senior Tanah Air. Namun, nama-nama pemeran baru akan diumumkan dalam waktu dekat.
Film Mencintai Munir bukan satu-satunya proyek Pal8 Pictures. Rumah produksi ini juga mengumumkan beberapa film lainnya yang sedang dalam tahap pengembangan, antara lain Bocor Alus the Movie, adaptasi dari acara siniar populer kanal YouTube Tempodotcom; Petualangan Kobi, film animasi edukatif dari kanal Kok Bisa; serta Pintu Kanjuruhan, yang mengangkat kisah nyata keluarga korban tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.
Melalui deretan film ini, Pal8 Pictures tampaknya hendak menyuarakan kembali pentingnya ingatan kolektif, pendidikan kritis, dan keberanian melawan lupa.
