Bagi para wanita yang bekerja, biasanya muncul dilema setelah menjadi ibu. Setelah melahirkan dan memiliki anak, kadang ada dilema antara tetap lanjut bekerja atau tidak.
Hasil penelitian menemukan hampir 40% responden mengatakan lebih mengutamakan karier pasangannya. Mereka menyebutkan beberapa alasan, mulai dari faktor keuangan dan sosial, hingga beban mengurus dan tanggung jawab rumah tangga.
Ada anggapan bahwa saat bergantung secara finansial sepenuhnya kepada suami, seorang perempuan bisa kurang berhak untuk menyuarakan opininya.
Misalnya, ketika suami tiba-tiba di-PHK atau kehilangan pekerjaan, maka kondisi akan makin sulit diatasi bila sang istri tidak bekerja. Keamanan finansial menjadi salah satu alasan banyak wanita yang tetap bekerja setelah memiliki anak.
Menjadi ibu yang hanya tinggal di rumah bisa menghadirkan ketidaknyamanan, seperti perasan terisolasi dan sunyi. Kembali bekerja juga jadi alasan untuk bisa menghadirkan manfaat sosial.
“Jadi memang perempuan itu menghadapi kendala dan barrier yang jauh lebih berat. Jadi kalau saya menularkan kepada sesama perempuan yang ingin menjalankan hidupnya antara karir rumah tangga dan meneruskan pendidikan sampai setinggi mungkin. Cita-cita harus tetap setinggi mungkin tapi siapkan mental anda bahwa anda harus menghadapi banyak tantangan yang tidak dihadapi oleh laki-laki.” Kata Sri Mulyani Menteri keuangan Indonesia saat wawancara khusus dengan detikFinance.
Itulah gambaran umum tentang alasan banyak wanita yang tetap bekerja setelah menjadi seorang ibu. Pastinya setiap situasi dan kondisi masing-masing orang berbeda satu sama lain. Kembali bekerja atau tidak setelah memiliki anak, selalu ada kebaikan dan pertimbangan sendiri yang dimiliki.