Sebuah studi yang dilakukan oleh Institute for Global Health Barcelona, menunjukkan bahwa sarapan di waktu yang tepat dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2.
Sebagaimana dilansir huffpost.com, Studi ini melibatkan lebih dari 100.000 partisipan dan menyoroti peran sarapan dalam mengelola risiko penyakit tersebut.
Hasil penelitian itu menunjukkan, sarapan setelah pukul 9 pagi meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 59% dibandingkan dengan mereka yang sarapan sebelum pukul 8 pagi.
Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa melewatkan sarapan sama sekali juga meningkatkan risiko terkena diabetes.
Ritme sirkadian dan jadwal makan yang teratur memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan. Pola makan sirkadian yang melibatkan 12 jam makan dan 12 jam berpuasa memiliki manfaat seperti meningkatkan kontrol gula darah, menurunkan peradangan, serta memperbaiki tekanan darah dan lipid.
Direktur nutrisi American Diabetes Association, Elizabeth Hanna, menegaskan pentingnya menjaga waktu makan teratur dan mengatur asupan karbohidrat.
Sarapan pagi memiliki manfaat bagi pengendalian gula darah, energi yang berkelanjutan, dan manajemen berat badan.
Mengabaikan sarapan dan makan malam terlalu larut malam juga terhubung dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Makan malam setelah jam 10 malam meningkatkan risiko, sementara frekuensi makan lima kali sehari terkait dengan risiko yang lebih rendah.
Ahli menyarankan individu yang berisiko tinggi untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi terdaftar. Pendekatan yang holistik, termasuk mengatur waktu makan dan pola makan yang sehat, berpotensi mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan meningkatkan kualitas hidup.