Pada Senin (28/8/2023), pemerintah Irak mengumumkan bahwa tiga orang telah dihukum gantung karena keterlibatan mereka dalam pemboman tahun 2016 di distrik perbelanjaan Karrada, Baghdad.
Pemboman tersebut menewaskan lebih dari 320 orang dan dituduh dilakukan oleh ISIS.
Pemboman ini dianggap sebagai salah satu serangan paling mematikan setelah serangan 11 September di Amerika Serikat pada tahun 2001.
Pemerintah Irak menyatakan bahwa hukuman mati telah dilaksanakan terhadap tiga penjahat utama yang terbukti bersalah atas keterlibatan mereka dalam pengeboman teroris tersebut.
Namun, keterangan tidak menyebutkan nama-nama mereka yang dieksekusi atau tanggal eksekusi dilakukan.
Pemerintah Irak telah aktif dalam mengejar dan mengadili individu-individu yang terlibat dalam aksi terorisme dan serangan bersenjata.
Pada tahun 2016, sebuah minibus yang dimuat dengan bahan peledak dipicu di distrik perbelanjaan Karrada, Baghdad, yang mengakibatkan kebakaran besar dan menewaskan lebih dari 320 orang.
Serangan ini terjadi menjelang perayaan Idul Fitri yang mengakhiri bulan suci Ramadan, dan api yang berkobar membuat proses identifikasi korban tewas menjadi sulit.
Setelah serangan tersebut, pasukan Irak melakukan berbagai upaya untuk menghadapi ancaman dari kelompok ISIS.
Pada akhir 2017, Irak secara resmi menyatakan kemenangan melawan ISIS setelah kampanye militer yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Pengadilan di Irak telah menjatuhkan berbagai hukuman, termasuk hukuman mati, kepada individu-individu yang terlibat dalam tindakan teroris dan pembunuhan.
Irak juga telah menjatuhkan hukuman mati terhadap anggota ISIS dan kelompok teroris lainnya.
Pada tahun 2022, Irak melaksanakan lebih dari 11 eksekusi, sedangkan lebih dari 41 orang dijatuhi hukuman mati, menurut laporan dari Amnesty International.
Meskipun pemerintah Irak telah mengklaim kemenangan melawan ISIS, laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengindikasikan bahwa kelompok tersebut masih memiliki anggota dan pendukung di wilayah Irak dan Suriah, meskipun sudah mengalami penurunan signifikan dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Kelompok ini masih melakukan serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil di kedua negara tersebut.