Lakeybanget.com – Pemain Sydney FC asal Maroko, Anas Ouahim, memberikan pujian atas kebijakan operator Liga Australia yang memberikan jeda 90 detik bagi pemain muslim untuk berbuka puasa di tengah pertandingan A-League.
Kebijakan ini merupakan lanjutan dari musim sebelumnya dan diperkenalkan untuk mendukung pemain yang beragama Islam agar dapat berbuka puasa dengan nyaman selama bulan Ramadan.
Dalam aturan tersebut, pemain yang sedang menjalani puasa diizinkan untuk membuka puasa selama 90 detik saat terjadi bola mati, seperti saat terjadi tendangan bebas atau saat pergantian pemain.
Bagi Ouahim, yang sebelumnya bermain di Liga Jerman, kebijakan ini adalah pengalaman baru. Meskipun waktu yang diberikan singkat, ia menganggap kesempatan berbuka puasa tersebut sangat berarti.
“Ini sungguh menantang. Beberapa pekerjaan lebih membutuhkan fisik dibanding yang lain, dan sebagai pemain bola, Anda butuh makanan dan minuman untuk menjaga performa maksimal,” kata Ouahim, yang dikutip dari Morocco World News.
Ouahim menambahkan bahwa, meskipun hanya beberapa detik, momen berbuka sangat penting untuk menjaga hidrasi tubuh, mungkin dengan makanan seperti kurma, yang biasa digunakan oleh umat muslim untuk berbuka puasa.
1 Ramadhan tahun ini di Australia jatuh pada 1 Maret, dan Ouahim menjalani laga melawan Macarthur FC dalam keadaan berpuasa. Dalam pertandingan tersebut, Sydney FC meraih kemenangan 2-0.
Ouahim juga menyatakan bahwa inklusivitas beragama di Liga Australia sangat membantunya beradaptasi. Menurutnya, kesempatan untuk berbuka puasa saat pertandingan membuat Liga Australia terasa istimewa.
“Khususnya bagi atlet profesional, memiliki kesempatan itu sangat bermanfaat. Ini memungkinkan saya menjalankan agama saya sambil tetap memainkan olahraga yang saya cintai,” ujar Ouahim, yang merasa beruntung bisa menggabungkan keduanya.
