YouTube memperkenalkan sejumlah fitur baru yang dirancang untuk mencegah perilaku doomscrolling dan meningkatkan kesejahteraan digital remaja di tengah masifnya penggunaan media sosial.
Langkah ini diambil menyusul temuan bahwa hampir 46 juta remaja Indonesia tumbuh di antara dunia online dan offline, sehingga rentan terhadap dampak penggunaan internet berlebihan.
Garth Graham, Global Head of Healthcare YouTube & Google Health, mengatakan YouTube ingin membantu remaja menciptakan kebiasaan menonton yang lebih sehat dan seimbang.
“Kami meluncurkan fitur yang memungkinkan pengguna, termasuk remaja, untuk menetapkan batas durasi harian untuk scroll feed Shorts di perangkat mobile,” ujar Graham dalam konferensi di Jakarta, Kamis (20/11).
Salah satu fitur utamanya adalah pengatur batas waktu harian untuk menonton Shorts. Pengguna remaja dapat mengatur sendiri durasi harian mereka melalui menu Settings. Ketika batas waktu tercapai, YouTube akan mengirimkan notifikasi dan menghentikan feed Shorts hingga hari berikutnya.
Selain fitur ini, YouTube juga mengaktifkan otomatis pengingat “Take a Break” dan “Bedtime” bagi pengguna di bawah usia 18 tahun untuk membantu mereka mengatur waktu penggunaan aplikasi secara lebih sehat.
Menjelang akhir tahun, YouTube berencana memperluas fitur kontrol orang tua pada akun yang diawasi (supervised accounts), sehingga batas penggunaan Shorts dapat diterapkan langsung oleh orang tua dan tidak bisa diabaikan oleh anak.
Dalam upaya memperkuat perlindungan remaja, YouTube juga meningkatkan sistem rekomendasi agar lebih aman. Platform kini membatasi konten yang, meski aman jika ditonton sesekali, dapat berdampak negatif jika dikonsumsi berulang. Semula hanya mencakup tiga kategori, kini proteksi diperluas menjadi enam kategori, termasuk konten perbandingan fisik, agresi sosial, dan saran finansial yang tidak realistis.
YouTube menyatakan komitmennya untuk terus menyediakan ruang digital yang lebih aman, positif, dan mendukung kesehatan mental generasi muda.


























